Minggu, 20 September 2015

Jatiluwih, Rice Terace terluas di Bali


Gambar diambil sewaktu musim kemarau.



Jatiluwih merupakan salah satu obyek wisata alam pedesaan yang terletak di kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali.  Lokasi ini memiliki panorama alam yang indah berupa pemandangan sawah bertingkat dengan latar belakang Gunung Batukaru. Berada pada ketinggian 700 meter, bisa ditempuh kurang lebih 1 jam dengan menggunakan sepeda motor dari Bandara Ngurah Rai Bali atau 48 km dari Denpasar.

Kata Jatiluwih memiliki arti : Jati, berarti sejati dan Luwih berarti indah. Karakteristik dari Desa Jatiluwih yaitu mempunyai sawah yang mengikuti kontur tanah yang bertingkat dengan latar belakang Gunung Batukaru dan Gunung Agung. Sistem pengairan persawahan berupa air irigasi tradisional Bali yang juga dikenal sebagai subak. Udaranya sejuk dan masih segar, suasana pedesaan masih sangat terasa. Jatiluwih juga mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya dunia.

Untuk menuju ke kawasan Jatiluwih ada dua rute :
Bandara Ngurah Rai Denpasar --> Kediri --> Tabanan --> Penebel --> Jatiluwih
Atau rute yang lain :
Denpasar --> Mengwi --> Baturiti --> Jatiluwih


Jatiluwih sangat cocok untuk anda yang menggemari wisata alam yang asli dan kehijauan. Selain potensi alamnya, Jati Luwih menyimpan pula potensi budaya terutama peristiwa sejarah pembangunan sebuah pura yang ada kaitannya dengan nama kekuasaan raja Ida Dalem Waturenggong di keraton Gelgel (1460-1551).

Obyek wisata Jatiluwih ramai dikunjungi para wisatawan, terutama dari mancanegara yang ingin menikmati hawa sejuk dan keindahan serta hamparan sawah yang berundak. Setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Rabu Kliwon Ugu adalah hari upacara Petoyan yang menggelar juga tarian Wali Pendet yang bersifat sakral. Jatiluwih sebagai obyek wisata alam sesungguhnya sudah dikenal sejak kekuasaan Belanda Bali. Akan tetapi sayang sekali beberapa jalan yang menghubungkan ke obyek Jatiluwih tidak terlalu bagus dan jalannya masih belum lebar.


Obyek wisata Jatiluwih telah dilengkapi dengan fasilitas yang cukup memadai berupa tempat parkir, toilet, bale bengong atau tempat istirahat bagi wisatawan yang berkunjung, beberapa rumah makan dengan lokasi menghadap ke area persawahan langsung sehingga wisatawan bisa makan dan minum sambil menikmati keindahan alam Jatiluwih. Sebaiknya jangan berkunjung kesana di penghujung musim kemarau, karena view Jatiluwih kurang sempurna, beberapa areal persawahan kurang hijau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate