Gambar diambil sewaktu musim kemarau. |
Jatiluwih merupakan salah satu obyek wisata alam pedesaan yang terletak di kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Lokasi ini memiliki panorama alam yang indah berupa pemandangan sawah bertingkat dengan latar belakang Gunung Batukaru. Berada pada ketinggian 700 meter, bisa ditempuh kurang
lebih 1 jam dengan menggunakan sepeda motor dari Bandara Ngurah Rai Bali atau
48 km dari Denpasar.
Kata Jatiluwih memiliki arti : Jati, berarti sejati
dan Luwih berarti indah. Karakteristik dari Desa Jatiluwih yaitu mempunyai
sawah yang mengikuti kontur tanah yang bertingkat dengan latar belakang Gunung
Batukaru dan Gunung Agung. Sistem pengairan persawahan berupa air irigasi
tradisional Bali yang juga dikenal sebagai subak. Udaranya sejuk dan masih
segar, suasana pedesaan masih sangat terasa. Jatiluwih juga mendapat pengakuan
dari UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya dunia.
Untuk menuju ke kawasan Jatiluwih ada dua rute :
Bandara Ngurah Rai Denpasar --> Kediri --> Tabanan -->
Penebel --> Jatiluwih
Atau rute yang lain :
Denpasar --> Mengwi --> Baturiti --> Jatiluwih
Jatiluwih sangat cocok untuk anda yang menggemari wisata
alam yang asli dan kehijauan. Selain potensi alamnya, Jati Luwih menyimpan pula
potensi budaya terutama peristiwa sejarah pembangunan sebuah pura yang ada kaitannya
dengan nama kekuasaan raja Ida Dalem Waturenggong di keraton Gelgel
(1460-1551).
Obyek wisata Jatiluwih ramai dikunjungi para wisatawan,
terutama dari mancanegara yang ingin menikmati hawa sejuk dan keindahan serta
hamparan sawah yang berundak. Setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Rabu
Kliwon Ugu adalah hari upacara Petoyan yang menggelar juga tarian Wali Pendet
yang bersifat sakral. Jatiluwih sebagai obyek wisata alam sesungguhnya sudah
dikenal sejak kekuasaan Belanda Bali. Akan tetapi sayang sekali beberapa jalan yang
menghubungkan ke obyek Jatiluwih tidak terlalu bagus dan jalannya masih belum
lebar.
Obyek wisata Jatiluwih telah dilengkapi dengan fasilitas yang cukup memadai berupa tempat parkir, toilet, bale bengong atau tempat istirahat bagi wisatawan yang berkunjung, beberapa rumah makan dengan lokasi menghadap ke area persawahan langsung sehingga wisatawan bisa makan dan minum sambil menikmati keindahan alam Jatiluwih. Sebaiknya jangan berkunjung kesana di penghujung musim kemarau, karena view Jatiluwih kurang sempurna, beberapa areal persawahan kurang hijau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar