Denpasar pada 1950-an sudah mempunyai tiga buah bioskop. Film Indonesia dilaporkan diputar selama seminggu 4 kali sehari. Ruangannya selalu padat oleh rakyat dari segala lapisan. Denpasar resmi menjadi ibu kota provinsi Bali semenjak tahun 1960 menggantikan Singaraja di Bali utara. Status Denpasar ditetapkan sebagai kota administrative berdasarkan Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 1978. Status Denpasar ditingkatkan lagi menjadi kota madya berdasarkan Undang-undang No 1 Tahun 1992 tanggal 15 Januari 1992. Status kota madya diresmikan tanggal 27 Februari 1992.
Pada tahun 1970-an kota Denpasar belum seramai kini. Jalan-jalan yang ada masih lebih lengang. Selain berjalan kaki, orang-orang lebih banyak berkendara sepeda gayung. Di setiap ruang sirkulasi publik, dokar masih hilir mudik. Sepeda motor tak seberapa jumlahnya. Terlebih mobil, amat jarang lalu lalang, kecuali bemo (roda tiga). Hampir semua jalan bisa dilalui dua arah. Banjir dan tanah longsor jarang terjadi. Udarapun nyaman dihirup, jauh dari polusi, suasana kota tidak bising.
Denpasar memiliki banyak obyek wisata. Salah satunya yang paling terkenal adalah Pantai Sanur yang memiliki ombak tenang dan bisa untuk beberapakegiatan olahraga air. Di pusat kota Denpasar terdapat beberapa tempat wisata bersejarah dan tempat-tempat menarik untuk dikunjungi seperti Museum Bali di timur lapangan Puputan Badung, Monumen Bajra Sandhi di Renon, Monumen Puputan Badung, Taman Budaya Art Centre, Pasar Kumbasari tempat dijualnya barang kerajinan dan kain batik.
Untuk wisata kuliner di Denpasar juga banyak ditemui restoran-restoran ataupun warung makan yang menyajikan makanan lokal maupun internasional. Bandar udara internasional Ngurah Rai dapat ditempuh kurang lebih 30 menit dari kota Denpasar dan telah dibangun akses jalan menuju Bandara melalui Tol Bali Mandara.
Banyak tantangan yang dihadapi semenjak Denpasar menjadi ibu kota provinsi. Hal ini disebabkan dengan semakin banyaknya persoalan sebagai akibat proses migrasi yang begitu cepat, ketika Bali dan Denpasar sebagai pusat industri pariwisata di Indonesia Bagian Tengah.
Denpasar yang artinya Pasar Baru sekarang berkembang menjadi kota semi metropoilitan seperti kebanyakan kota kota besar lainnya di Indonesia dengan komposisi pendudukan mayoritas dihuni penduduk suku Bali, ditambah suku Jawa yang merupakan masyarakat pendatang paling dominan, sebagian kecil suku Sunda, Flores dan beberapa suku lain. Teuku Umar, Imam Bonjol, Diponegoro merupakan nama nama jalan protokol yang menjadi urat nadi perekonomian di Denpasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar